Dominasi Asing akan tambang dan Industri Hilir baja Di Indonesia
5 Perusaan dari 10 Perusaan investasi pengelolaan industri baja di Indonesi di kuasai oleh Perusaan ivestasi asal China, di cina senidiri kapasitas produksi baja setiap tahunya sebesar 4500 juta Ton pertahun, sedangkan kebutuhan dalam negerinya sebesar 300 juta Ton, 150 juta ton sisanya untuk Ekspor, saat ini tujuan utama pasar baja produksi china ini ke amerika dan Eropa, menghadapi Resesi Ekonomi ang lagi melanda Amerika, 2 wilayah tujuan ekspor China ini mengurangi pemakaian baja sampai 50 %, shingga china over produksi 50 % dari 150 Juta tonnya, atau sekitar 75 Juta Ton baja yang terpaksa pasarnya akan dialuhkan ke asia dan Afrika.
Kebutuhan akan baja dalam Negeri Indonesia sebesar 6 Juta Ton Pertahun, dan dapat terpenuhi Oleh Perusaahan Industri Baja dalam negeri, Sepanjang tahun 2008, tercatat 1,2 Juta ton baja selundupan asal china yang masuk ke indonesia dengan kualitas dan harga di bawah baja Produksi dalam Negeri, kondisi ini memaksa Prusaan dalam Negeri memangkas Produksi sampai 60% hingga 70%.
dominasi Perusaan asal china Terhadap Baja di Indoensia mulai dari Industri Hulu (Tambang) samapi dengan industri Hilir, Kekuasaan ini disebabkan oleh beberapa paktor :
Kebijkan Pemerintah Indonesia
Pemerintah indonesia melalui SK Menkeu No.591/PMK.010/2004, telah menghapus tarif bea masuk impor baja tahun 2005-2010 hingga 0%.
Kebijakan Pemeritah China
Besarnya Kebutuhan Baja Global akan baja dan peluang mendapatkan bahan baku dari Negara negara Berkembang , Pemerintah China menyusun kebijakan untuk menahan laju eploitasi sumber daya bahan baja dalam Negerinya dengan Menerapkan pungutan ekspor 11 persen untuk billet dan slab (bahan baku dan industri Hulu), sehingga Perusaan perusaan besar China mengalihkan modalnya ke Indonesia dengan Melakukan investasi ke Penambangan Pasir besi, batu besia dan bahan baku baja lainnya di Indonesia.
perusahaan asing masuk dalam sektor industri hulu baja nasional
Investasi terbesar untuk sektor ini akan ditanamkan oleh lima investor asal China, satu investor asal India, dan satu investor asal Singapura.
Sedangkan tiga lainnya merupakan investor lokal. Kesepuluh investor tersebut akan membangun pabrik-pabrik baru yang akan memproduksi komoditas serbuk bijih besi, pelet besi, besi kasar, hingga spons :
1.
PT Vacation International Indonesia (asal China),
PT Vacation International Indonesia, kapasitas produksi pasir besi dan pelet dengan total investasi US$2,585 juta di Sukabumi, Jawa Barat.
2.
PT Oriental Pratama Indonesia (asal China),
3.
PT Fine Wealthy Indonesia (asal China),
PT Fine Wealthy Indonesia, PMA Hongkong-RRC, bergerak di bidang industri pengolahan pasir besi dan jasa konsultasi di bidang pertambangan yang berlokasi di Kabupaten Seluma, PT Fine Wealthy Indonesia (pabrik pasir besi dengan kapasitas satu juta ton di Bengkulu) dengan investasi US$ 85.000. atau Rp. 820.250.000
4.
PT Hoi Cheong Indonesia (asal China),
akan membangun pabrik serbuk bijih besi di Bangka Belitung senilai US$ 500.000 dengan kapasitas produksi 180.000 ton
5.
PT Sinar Nusantara Mitra Selaras (asal China),
PT Sinar Nusantara Mitra Selaras (pabrik pelet besi berkapasitas 600.000 ton di Kalimantan Selatan) dengan invetasi sebesar US$ 600.000.
6.
PT Indoferro (asal Singapura),
pengolahan besi kasar dengan investasi US$ 40 juta di Cilegon, Banten, dengan total produksi 500.000 ton . Rencananya, pabrik tersebut akan mulai berproduksi pada 2009.
7.
PT Essar Indonesia (asal India). (whisnu bagus)
Peruhaan Asal China Yang investasi di Industri Hilir Di Indonesia
*
China Nickel Resources,
*
Nanjing Steel
Nanjing & Iron Steel Co Ltd (Nanjing Steel)
Tidak hanya itu, dalam jangka panjang perusahaan itu juga akan membangun pabrik pengolahan baja di beberapa daerah lain a.l. Bangka Belitung, Bengkulu, Banten, Tangerang dan Sukabumi.
akan membangun pabrik pengolahan bijih besi berkapasitas 1 juta ton dengan total investasi sekitar US$500 juta, di Tanah Laut, Kalsel, pada tahun depan.
Saat ini, perusahaan tersebut berupaya menjalin kemitraan dengan para pemilik kuasa pertambangan (KP) di Kalsel. Nanjing Steel berencana menggandeng PT Krakatau Steel (KS)-perusahaan baja terbesar di Indonesia-terutama dalam penyediaan bahan baku bijih bes
"Pada tahap awal, perusahaan ini akan membangun pabrik berkapasitas 1 juta ton. Selanjutnya akan ditingkatkan menjadi 2 juta ton.
Rindu Yang Tak Merengkuh
10 tahun yang lalu
Tidak ada komentar:
Posting Komentar